Bagaimana ruh di cabut.

November 28, 2014
Assalamualaikum dan salam sejahtera. Sekadar perkongsian di hari jumaat.

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir".

(AZ-ZUMAR Ayat 42)

"Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir, seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata: 'Rasakanlah olehm u siksa neraka yang membakar.' (Niscaya kamu akan merasa sangat ngeri) 

(QS. Al-Anfal {8} : 50).

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): 'Keluarkanlah nyawamu!'

Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengata kan terhadap Alloh (perkataan) yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya". 

(Qs. Al-An'am : 93).


Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa bergantung pada amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu derhaka kepada Allah, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.

Nabi idris merasakan sakitnya mati.

Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan solat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail.

Maka bermohonlah ia kepada Allah Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Allah Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris.

"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Allah". 

Salam Malaikat Izrail,
 
"Wa'alaikum salam wa rahmatullah". 

Jawab Nabi Idris a.s.

Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail.

Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama,  namun di tolak oleh Malaikat Izrail.

Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap" Allah sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja.

Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak tetamunya berjalan ke sebuah kebun di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan. 

"Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita". 

pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s).

"Subhanallah, (Maha Suci Allah)" 

kata Nabi Idris a.s.

"Kenapa?" 

Malaikat Izrail pura-pura terkejut.

"Buah-buahan ini bukan milik kita". 

Ungkap Nabi Idris a.s.

Kemudian Beliau berkata: 

"Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda inginkan makanan yang haram ".

Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau gusar tentang tamunya yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan tetamunya ini pikir Nabi Idris a.s.

"Siapakah engkau sebenarnya?" 

tanya Nabi Idris a.s.

"Aku Malaikat Izrail". 

Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.

"Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku?" 

tanya Nabi Idris a.s serius.

"Tidak" 

Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.

"Atas izin Allah, aku sekadar berziarah kepadamu". 

Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris termanggu seketika, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam.

"Aku punya keinginan kepadamu". 

Tutur Nabi Idris a.s


"Apa itu? Katakanlah!". 

Jawab Malaikat Izrail.

"Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Allah SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku" .

Pinta Nabi Idris a.s.

"Tanpa seizin Allah, aku tak dapat melakukannya" , 

tolak Malaikat Izrail. Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s.

Dengan izin Allah Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat.

Malaikat Izrail menangis, bermohonlah ia kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Allah mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.
 
"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku?" 

Tanya Malaikat Izrail.

"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup yang disiat-siat kulitnya". 

Jawab Nabi Idris a.s.

" Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". 

Kata Malaikat Izrail.

Tiada ulasan:

Silalah tinggalkan komen anda yang bernas & membina. Komen yang menyentuh keagamaan, politik, atau yang boleh menimbulkan rasa tidak senang orang lain adalah dilarang. Sila tinggalkan juga URL blog kalian supaya kami juga boleh membalas kunjungan.

Terima kasih kerana sudi singgah ke blog ceritaejoy.com

Dikuasakan oleh Blogger.